Ego Membangun Damanhuri

Ego Membangun Damanhuri

- 3 mins

Tolong beritahu saya. Siapa yang punya ide mebuat visi RSUD H. Damanhuri sebegitu menterengnya. “Terwujudnya pelayanan prima menuju rumah sakit terbaik se Kalimantan Selatan”.

Yang saya tahu sejak saya bekerja di rumah sakit ini memang sudah ada seperti itu. Belum lagi misi rumah sakit yang ada dalam profil dan spanduk besar bagian tengah rumah sakit ini. Mungkin tidak terlalu banyak yang memperhatikan. Kalau disarikan kira-kira seperti ini. “Dengan memberikan pelayanan yang baik, bermutu, canggih, professional, representatif, cepat, tepat melalui pengembangan tekhnologi informasi dan sumber daya manusia untuk perlindungan hukum dan keselamatan seluruh karyawan”. Kira-kira seperti itu.

Jadi ceritanya begini. Sabtu pagi tadi saya menerima pesan di WA. Pengirimnya adalah salah satu pasien saya di rawat jalan. Dia mengabarkan dua kali dalam satu bulan ini, selalu lama menunggu antrian di loket pendaftaran. Belum lagi menunggu dilayani dokter. Praktis dia sisihkan satu hari penuh untuk mendapatkan layanan di rumah sakit. Mulai dari mendaftar sampai mendapatkan obat sebelum pulang. Jam 2 siang. Dia ingat, beberapa waktu lalu pernah saya ceritakan kalau rumah sakit H. Damanhuri nantinya akan punya Anjungan Pasien Mandiri, juga ada aplikasi khusus pasien. Hingga pasien nantinya bisa dimudahkan. Baik untuk pendaftaran maupun mengetahui langsung urutan antriannya. Hingga riwayat periksanya, jadwal dokter sampai ketersediaan kamar juga tarifnya.

Sabtu siang tadi, saya tunjungkan prototipe layanan pasien rumah sakit H. Damanhuri di https://pasien.rshdbarabai.com (silahkan login dengan No.RM dan NIK) untuk meyakinkan dia kalau manajemen rumah sakit tidak main-main dengan visi misinya. Juga foto-foto Anjungan Pasien Mandiri saat diuji coba Bapak Bupati, bertepatan dengan peresmian CT-Scan. Baru dia paham.

Saya juga sampaikan, rumah sakit juga sudah punya direktur baru. Jajaran manjemennya adalah orang-orang pilihan. Dokter-dokternya pinter-pinter. Karyawannya-karyawannya bekerja sepenuh hati. Pemerintahnya membangun rumah sakit dengan gedung-gedung baru. Dibangun dengan perencanaan yang baik. Blue print sampai tahun 2040.

Lalu kenapa layanan pasien masih tetap tidak berubah?

Saya ingat. Dua tahun yang lalu pernah diajak diskusi Bupati Latif tentang rumah sakit. Saat itu juga ada Plt Sekda. Lalu ada diskusi kecil-kecilan. Keinginan bupati untuk mengembalikan fitrah Rumah Sakit Barabai sebagai rujukan banua enam. Apa masalalahnya? Apakah manajemen yang harus diubah? Apakah dokter-dokter kita kurang? Apakah fasilitas harus diperbarui? Bagaimana dengan gedung-gedungnya? Saat itu saya mengamini apa yang didiskusikan malam hinggu menjelang subuh. Tapi saat ini, apa yang saya aminkan ternyata salah. Manajemen (baru) kita luar biasa. Dokter-dokter kita berdedikasi. Fasilitas sudah diperbarui. Gedung-gedung juga dibangunkan. Lalu saya sadar. Ternyata kita kurang inovatif. Kita kurang promosi. Ada satu rumus yang disepakati dalam layanan konsumen. Produk yang bagus dengan deliveri (promosi) yang tidak bagus, jangan harap bisa mencapai target penjualan. Dan deliveri itu butuh kecepatan. Lalu apa medianya? Tidak lain dan tidak bukan adalah dengan memanfaatkan kecepatan deliver tekhnologi informasi.

Tapi ironinya, kita sepertinya belum siap. Lalu saya tahu, sebenarnya banyak sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan untuk mendeliveri produk-produk bagus di rumah sakit ini. Ada sarana-sarana bagi kita untuk melakukan inovasi-inovasi. Namun saya lihat sumber-sumber itu terpecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil. Belum terencana dengan baik. Belum lagi ada ego sektoral untuk bedebat hal-hal tidak penting. Menghabiskan energi untuk tidak berbuat apa-apa. Sangat-sangat tidak ekonomis.

Hingga saya memutuskan untuk ambil bagian mewujudkan visi misi rumah sakit. Tentu saja dengan kemampuan saya sebagai Dokter Gigi dan sedikit keahlian di bidang Manajemen Teknologi Informasi. Saya masih belum tahu berapa lama saya di rumah sakit ini mengabdi. Hingga saya harus cepat-cepat menyelesaikannya.

Pesan berikutnya datang dari salah satu karyawan kontrak rumah sakit. Juga programer modul-modul SIMRS. “We Follow You Pak Bas…” Memberikan semangat untuk terus mengembangkan SIMRS yang sudah jalan selama ini. Memperbaiki manajemen jaringan yang ada. Memperbaiki interkoneksi SIMRS dengan V-Claim BPJS. Interkoneksi dengan INACBG. Juga Inhealth.

Sungguh saya merasa tergugah dan terhibur dengan SMS, WA dan pesan Telegram hari sabtu ini. Terutama saat banyaknya hal-hal gaduh selama proses migrasi dan perbaikan kualitas layanan pada pasien (SIMRS). Terima kasih buat tim ICT yang bekerja tanpa lelah. Istirahatlah dulu malam ini. Selamat bermalam mingguan.

Bharaduta Jaya – 17021018 21:00 WITA

drg. F. Basoro

Basoro

Basoro

Dokter Gigi di RSUD H. Damanhuri - Barabai. Bapak untuk 3 orang anak.

Comments

Want to leave a comment? Visit this post's issue page on GitHub (you'll need a GitHub account).

rss facebook twitter github gitlab youtube mail spotify lastfm instagram linkedin google google-plus pinterest medium vimeo stackoverflow reddit quora quora